Monday - Saturday, 8AM to 10PM
Call us now 085659630177

KEUNTUNGAN SEKOLAH BERASRAMA (BOARDING SCHOOL)

1. Religius Skillfull People

Insan muslim yang akan menjadi tenaga-tenaga terampil, ikhlas, cerdas mandiri, tetapi sekaligus mempunyai iman yang teguh dan utuh sehingga strict dalam sikap dan perilaku, yang akan mengisi kebutuhan tenaga kerja di dalam berbagai area pembangunan.

2. Religius Community Leader

Insan Indonesia yang ikhlas, cerdas dan mandiri dan akan menjadi penggerak yang dinamis di dalam transformasi sosial budaya (madani) dan sekaligus menjadi benteng terhadap ekses negative pembangunan dan mampu membawakan aspirasi masyarakat, dan melakukan pengendalian social.

3. Religius Intelektual

Insan yang mempunyai integritas kukuh serta cakap melakukan analisa ilmiah dan concern terhadap masalah-masalah sosial. dalam dimensi sosialnya, pondok pesantren dapat menempatkan posisinya sebagai lembaga kegiatan pembelajaran masyarakat yang berfungsi menyampaikan teknologi baru yang cocok buat masyarakat sekitar dan memberikan layanan social dan keagamaan, sekaligus pula memfungsikan sebagai laboratorium social, dimana pondok pesantren melakukan eksperimentasi pengembangan masyarakat, sehingga tercipta keterpaduan hubungan antara pondok pesantren dan masyarakat secara baik dan harmonis, saling menguntungkan dan saling mengisi.

4. Transportasi

Jika tidak berasrama tiap pagi berangkat dan pulang sekolah macet (waktu terbuang), bahkan mungkin ongkos kendaraan bisa lebih besar dari biaya SPP. Jika di sekolah berasrama hal tersebut tidak ada waktu dapat dipakai untuk belajar.

5. Way of life Pergaulan

Efek negative dari pulang-pergi sekolah terjadi budaya hedonis seperti clubbing, shoping, dan nongkrong. Jika sekolah berasrama tidak ada, semua waktu sudah terjadwal dengan setumpuk kegiatan.

6. Lingkungan

Di sekolah waktu sebentar – di perjalanan dan bergaul dengan teman lebih banyak dengan segudang tuntutan budaya hdup hedonis, fundamental hp bebas, dll. Jika di asrama siswa telah dipersiapkan dengan sejumlah program dan aktivitas untuk membentuk karakter .

7. Konsep Pembelajaran

Di sekolah lebih banyak dituntut penguasaan materi unlatched bersifat kognitif (akademis), sedangkan di asrama siswa dilatih menguasai kognitif, afektif, dan psikomotorik dengan waktu panjang dan teladan master selama 24 jam.

8. Talenta dan tekad

Di asrama secara full 24 jam talenta dan motivasi siswa dapat dilatih dan dikembangkan oleh para Pembina di asrama.

9. Initiative

Di asrama compositions kaderisasi semua organisasi di dalamnya dibentuk dalam rangka mengasah sikap authority/kepemimpinan, mulai hal terkecil seperti ketua santri, ketua osis, ketua piket, ketua kelas, asisten Pembina asrama, dll, semuanya dalam rangka membentuk jiwa pemimpin yang kelak mereka akan menerjuni dunia nyata yang lebih besar di masyarakat.

10. Efektivitas belajar

Waktu 24 jam selama diasrama waktu dibagi secara ketat, untuk belajar,istirahat, ibadah, beraorganisasi, olahraga, dan berkeseniaan, tidak ada waktu nongkrong atau shopping.

11. Menghilangkan dikhotomi ilmu

Ilmu agama dan ilmu umum diajarkan secara bersamaan tanpa dikotak-kotakan, semua ilmu penting dan wajib dipelajari. Di sekolah mungkin belajar agama lebih sedikit.

12. Ruh Mudarris

Keteladan mudarris/master setiap saat dapat dilihat tatkala di asrama, jika di sekolah pulang diperjalanan banyak infection nongkrong dll yang akan menghampiri anak-anak.

13. Jaminan keamanan

Di asrama ada penanggung jawab penuh terhadap semua aspek penghidupan anak, fisik dan psikhis/kejiwaan, di luar sekolah waktu mungkin banyak terbuang dengan hal-hal kurang bermanfaat (shoping dll).

14. Jaminan disiplin

Sekolah berasrama telah menyiapkan berbagai aturan dengan reward dan discipline yang sudah dikaji dan tentunya akan sangat bermanfaat bagi siswa, karakter siswa akan jelas bentukannya karena compositions keseimbangan yang ada di asrama ( belajar, ibadah, olahraga/seni/beladiri, kegiatan keorganisasian, dan invigorating.

15. Kemandirian

Segala aktivitas dan kebutuhan sendiri dilakukan oleh pribadi sendiri, cuci baju, menyetrika, piket nyapu-ngepel, pelihara tanaman, dll, pasti membuat siswa memiliki kemandirian.

Komentari Tulisan Ini
Pimpinan Pesantren Katulistiwa
Muhamad Ali. S.H.I., M.H.I.

  السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكاَتُهُ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ الْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ فَلاَ عُدْوَانَ إِلاَّ عَلَى…